ANGKATAN 2008

ANGKATAN 2008

Sabtu, 24 Maret 2012

Kitab ESTER PASAL 3


SETIA KEPADA TUHAN DAN RESIKONYA
ESTER PASAL 3
PENDAHULUAN

Setia, adalah suatu kata yang agung dalam kamus ensiklopedi orang percaya. Namun juga mengandung kontroversi dan resiko. Bila kita setia Tuhan akan menghormati kita, tetapi manusia belum tentu mengapresiasinya. Bersetia juga beresiko. Tatkala kita taat, ancaman bahaya bisa datang menyerbu. Sekalipun setia mengandung kontroversi dan resiko, seorang percaya harus tetap setia kepada Tuhan. Setia adalah bertahan sampai kesudahan (akhir).
Pada pasal tiga Ester diangkat menjadi ratu sejagat Babel dan dibebaskanlah rakyat dari pajak. Namun kontras di pasal tiga ketika Haman diangkat menjadi kepala atas seluruh kepala daerah, ia menjerat kepala orang  Yahudi. Dua tokoh yang kontras.
 STRUKTUR KIASMUS
 A.Kota Susan Gempar paska audisi kecantikan (1a)
B.Raja menaikkan pangkat Haman (1b)
                                C.Surat perintah untuk  sujud kepada haman (2)
                                                D.Membuang undi satu tahun (Nissan-Adar) (7)
                                                                E.Provokasi: Yahudi seteru Raja (8)
                                                                                F.Titah dan meterai cincin untuk membunuh bangsa  Yahudi (9-10a)
                                                                E’.Yahudi Seteru Agag (10b)
                                                D’.Satu hari pembunuhan (13)
                                C’.Surat perintah kepada semua kepala daerah (12b-15c)
B’.Raja duduk dan minum dengan Haman (15)c
A’.Kota Susan Gempar paska SK pembunuhan (15d)

SUB-UNIT STRUKTUR

  1. Kemashyuran Haman     1-6
    1. Naik pangkat (1d)
    2. Staff sujud kepadanya (2a)
    3. Mordekai tidak bersujud (2c)
    4. Reaksi staff terhadap Mordekai (3)
    5. Hasutan kepada Mordekai (4)
    6. Haman panas hati dan marah (5)
    7. Rencana membinasakan bangsa Yahudi (6)
    8. Bulan Nissan – Adar (satu tahun) Membuang undi (7)
    9. Laporan Haman kepada Raja  (8-11)
      1. Yahudi bangsa yang unik tidak melakukan perintah raja (8)
      2. Provokasi Haman kepada Raja agar mereka dibinasakan (9a)
      3. Nyawa Yahudi dihargai sepuluh ribu talenta perak (9b)
      4. Rencana dimeterai dengan cincin Raja (10a)
      5. Bangsa Agag seteru Yahudi (10b)
      6. Bulan pertama pada hari ketiga belas (12a)
      7. Rencana dan strategi pembunuhan  (12b-15a)
        1. Surat keputusan  kepada seluruh penguasa daerah (12b)
        2. Surat dikirim dengan pesuruh cepat (13a)
        3. Sk pembunuhan massal muda-tua, perempuan, (13b)
        4. Pembunuhan  hanya satu hari saja (13c)
        5. Pada tanggal 13 bulan Adar (13d)
        6. Merampas harta milik Yahudi (13e)
        7. Surat diundangkan, diumumkan  ke daerah, dan kepada bangsa (14)
        8. Pelaksanaan yang tergesa-gesa, pesuruh cepat (15a)
        9. Raja dan Haman duduk minum (ay 15b)
        10. Kota Susan gempar (15c)


Komentar:
  • Pilihan Sujud kepada Tuhan atau manusia.  Tunduk hanya kepada Tuhan adalah tuntutan tegas hukum Taurat. Namun di tanah pembuangan ada resiko yang ditanggung. Wajar kerajaan Babel memaksa semua warganya untuk menyembah  Raja. Tetapi  Mordekhai tak akan mengingkari perjanjian  kepada Tuhan. Dia tahu bahwa Tuhan tetap disembah sekalipun nyawa taruhannya. Demikianlah ia selalu memelihara pengakuan iman: “tidak sujud illah palsu yang menyerupai apa pun” termasuk raja ahasyweros. Demikianlah Mordekai menjaga komitmennya berdasarkan dasa titah 1-3 yang diturunkan oleh nenek moyangnya. Bergemalah sekali lagi credo Israel di tanah pembuangan melalui hidup Mordekhai: “No others God before Me”.
  • Di dada Mordhekai bergemuruh suara firman Tuhan itu. sekalipun demikian Umat Tuhan terancam nyawa. Lebih baik mati dari pada menghianati Tuhan. Mordekhai belajar, bahwa dulu mereka dibuang ke Babel karena tidak setia kepada Tuhan ketika mereka masih di tanah kelahirannya. Kali ini ia belajar apa artinya taat. Dibawah ancaman kru Haman, ia tetap berlutut kepada Tuhan seperti yang dilakukan oleh Daniel dan teman-temannya yang lain.
  • Rencana  pembunuhan di picu dari rasa benci masa lalu bangsa Agag. Relasi antar  kedua bangsa ini sejak dahulu kala tampaknya tidak mulus. Haman tak melepas pengampunan. Haman masih mengenang perseteruan nenek moyangnya. Kisah perseteruan itu sejak Musa akan menyeberang ke Kanaan, tetapi bangsa Amalek tidak memberi ijin lewat perbatasan mereka. Maka Musa menumpas bangsa Amalek. Kemudian pada masa Saul menjadi raja, diperintahkan oleh Tuhan untuk memunahkan bangsa Amalek. Tetapi Saul tidak melakukannya. Maka Samuel  menghabisi Raja Amalek dan Agag dihadapan Tuhan. Mengapa Agag ditumpas karena Raja Amalek itu pernah membelah perut ibu-ibu Israel dengan pedang. Samuel melakukannya atas dasar perintah Tuhan. Memang kebiadaban harus ditumpas dari muka bumi ini.
  • Selama bulan Nissan sampai Adar (dua belas bulan) direncanakan untuk membasmi ras Yahudi dan mengambil alih seluruh harta mereka. Haman pun memprovokasi dan menyaklurkan rasa bencinya kepada Ahasyweros dengan taktik politik yang handal. Raja digoda bahwa seolah-olah ia tak punya kuasa untuk memerintah warga Yahudi. Alhasil raja juga menyetujui usulan gegabah Haman. Dan dengan cermat surat keputusan dicetak, dimeterai cincin, diundangkan, disebarkan keseluruh daerah jajahan Babel dengan cara terburu-buru. Ini semua terjadi karena kharisma raja yang sangat lemah. Sejak di pasal satu sudah ditunjukkan kekurangang raja yang mengadakan pesta pora selama enam bulan. Wasti yang menolaknya dan di pasal tiga ini, Haman mempermainkannya dengan nasehat busuknya. Bila ia teliti dan menelusuri perkara ini seperti pada pasal dua pasti tak akan terjadi keputusan ini. Raja dengan mudahnya disiasati oleh penasehat-penasehatnya. Namun semua ini menjadi persiapan untuk menyatakan iman Mordkhai kepada Tuhan di seluruh daerah jajahan Babel yang nantinya akan memproklamasikan NAMA TUHAN akan ditinggikan walaupun tak satu frasa terang-terangan untuk menyebut namaNYa Yang Kudus itu.
  • Amarah kebencian sudah sampai diubun-ubun raja, sehingga diperintah untuk membunuh seluruh umat Tuhan dalam satu hari. Bisa dibayangkan tanah Babel (kalau itu terjadi) akan menjadi lautan darah, air mata, keringat. Merencanakan pembunuhan satu tahun dan melaksanakannya dalam satu hari, ini adalah suatu kebiadaban dalam perdaban manusia. Benarlah apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus: “Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala”.  Perlu bagi setiap orang untuk mengendalikan emosi.

  • Apakah rencana ini akan terjadi? Bagaimanakah kelanjutan cerita ini, tunggu ulasan di pasal 4.

Apa makna rohaninya untuk anda
  • Hati-hati kolegamu yang rakus akan kuasa yg cenderung menjadi “tuhan” . dan hati-hati kepada siapa engkau tunduk. Janganlah kita gila hormat, gila kuasa, gila raja, gila tuan. Emang benar ya, setelah dosa merusak manusia, sifat kepemimpinannya sangat merusak.
  • Menghadapi situasi bahaya: tenang (iman)  atau kacau (gempar). Marilah kita seperti Mordekhai yang tenang menghadapi situasi ancaman nyawa karena iman kokoh. Masih teringat dibenak saya sekitar tahun 1998-an ada ancaman untuk menghanguskan ke-Kristenan di Indonesia. Dan peristiwa Situbondo mejadi sejarah pembantaian gereja dan umat percaya pada waktu itu. Rasanya mencekam sekali. Di internet terbaca, dan banyak selebaran bahwa kepala hamba Tuhan dihargai 40 juta rupiah. Di saat itu, saya banyak melihat dan mendengar orang-orang Kristen berdoa dan berharap akan pemeliharaan Tuhan. Dan sampai sekarang orang Kristen Indonesia terus bertambah-tambah.  Jauh sebelum peristiwa ini, kaum Yahudi pernah dibantai sekitar 6 juta orang di German yang diprakarsai oleh Hitler. Dalam satu bacaan (lupa), Hitler diakhir hidupnya menjadi gila (tak waras) sebelum mati.
  • Menghadapi penguasa: berani atau pengecut. Penulis kitab Ibrani telah melukiskan keberanian orang-orang percaya pada masa gereja mula-mula. Mereka berani menghadapi aniaya, digergaji, disiram dengan aspal panas, tusukan pedang dll. Dengan iman yang kokoh mereka mau kehilangan nyawa tetapi tidak mau melepaskan kepercayaan kepada Yesus. Mereka tahu sekaliun mati diujung pedang mereka telah dijamin kehidupan kekal. Iman yang sejati menghasilkan keberanian menghadapi dan menerima bahaya, derita, siksaan.
  • Dikendalikan amarah. Haman dan Ahasyweros menjadi gambaran manusia yang tak dapat mengonrol emosinya. Dan hal ini akan menghasilkan dan mengambil keputusan tergesa-gesa yang tidak manusiawi dan melanggar kebenaran Tuhan. Amarah membutakan pikiran. Kedongkolan menjadikan manusia dungu dan sudah dekat dengan hewan/binatang. Hati-hati kuasa jabatan/penguasa bila tak bijak akan menjadikan kita seperti boneka ditangan orang lain.
  • Roh pembunuh (siapa dibalik ini ...).  Iblis selalu melancarkan isu pembunuh rohani dan jasmani secara massal. Yang akan menimbulkan ketakutan. Teror itu akan membuat orang hilang harapan, putus asa, meragukan iman dst. Musuh dan seteru sejati dari umat Tuhan adalah si Iblis. 
  • Tuhan tetap setia di saat bahaya datang (atau bertanya: Dimana Tuhan saat badai ini datang. Mordekai tetap hanya menyembah Tuhan karena Ia ada di sini, bukan menyembah Haman). Tatkala kita memegang teguh iman, kepercayaaan kita, Tuhan akan menolong, membantu sehingga di saat badai datang kita tetap rasa aman (bukan rasa aman palsu). Why? Karena Tuhan itu immanuel. Ia menyertai kita disaat bahaya itu. Tuhan itu tetap ada disamping kita disaat musuh datang menyerang. Pemazmur berkata: “Tuhan adalah kota bentengku, akuakan merasa aman”.
  • Musuhmu menyaksikan kebaikan rohanimu. Ironi dari cerita ini adalah Haman (ayat 8) menyaksikan kepada raja Ahasyweros tentang reputasi bangsa Yahudi yang unik dalam hukumnya dan yang selalu sujud hanya kepada TUHAN mereka.  Inilah nilai kesejatian Israel dimata musuh-musuhnya. Mereka (musuh) memberikan salut hormat atas kualitas karakter iman, moral, kerohanian anak-anak Tuhan. Israel demikian mantapo dalam kerohanian karena Tuhan yang memelihara mereka.
 PENUTUP
Tuhan telah menyatakan pemeliharaanNya yang setia kepada umatNya. Ia setia memelihara Musa dan bangsa Israel di Mesir dan padang gurun bahaya. Ia setia memelihara Israel di Kanaan pada masa penaklukan Yosua. Tuhan juga tetap setia kepada umatNya tatkala umatnya juag memberontak kepadaNya di masa keemasan raja-raja Israel. Tatkala mereka dipembuangan pun Tuhan sangat setia memelihara mereka. Contoh, Daniel cs dijaga dari binatang buas, dari nyala api. gerejaNya juag dipelihara dari kebiadaban tentara Romawi, yang pada akhirnya Romawi malah memproklamasikan Kristen sebagi agama resmi secara nasional. Hitler berusaha memunahkan ras Yahudi, tetapi diseluruh dunia ras ini yang menguasai segala bidang politik, ekonomi, iptek dll. Memang menjelang kedatangan Kristus kedua kali akan banyak ancaman kepada orang percaya. Tuhan tetap setia memelihara anak-anakNya sehingga mereka dengan rela bersetia kepada Tuhan Yesus.
Esther 3:1 - 4:1  ITB Esther 3:1 ¶ Sesudah peristiwa-peristiwa ini maka Haman bin Hamedata, orang Agag, dikaruniailah kebesaran oleh raja Ahasyweros, dan pangkatnya dinaikkan serta kedudukannya ditetapkan di atas semua pembesar yang ada di hadapan baginda.  2 Dan semua pegawai raja yang di pintu gerbang istana raja berlutut dan sujud kepada Haman, sebab demikianlah diperintahkan raja tentang dia, tetapi Mordekhai tidak berlutut dan tidak sujud.  3 Maka para pegawai raja yang di pintu gerbang istana raja berkata kepada Mordekhai: "Mengapa engkau melanggar perintah raja?"  4 Setelah mereka menegor dia berhari-hari dengan tidak didengarkannya juga, maka hal itu diberitahukan merekalah kepada Haman untuk melihat, apakah sikap Mordekhai itu dapat tetap, sebab ia telah menceritakan kepada mereka, bahwa ia orang Yahudi.  5 Ketika Haman melihat, bahwa Mordekhai tidak berlutut dan sujud kepadanya, maka sangat panaslah hati Haman,  6 tetapi ia menganggap dirinya terlalu hina untuk membunuh hanya Mordekhai saja, karena orang telah memberitahukan kepadanya kebangsaan Mordekhai itu. Jadi Haman mencari ikhtiar memunahkan semua orang Yahudi, yakni bangsa Mordekhai itu, di seluruh kerajaan Ahasyweros.  7 ¶ Dalam bulan pertama, yakni bulan Nisan, dalam tahun yang kedua belas zaman raja Ahasyweros, orang membuang pur yakni undi di depan Haman, hari demi hari dan bulan demi bulan sampai jatuh pada bulan yang kedua belas, yakni bulan Adar.  8 Maka sembah Haman kepada raja Ahasyweros: "Ada suatu bangsa yang hidup tercerai-berai dan terasing di antara bangsa-bangsa di dalam seluruh daerah kerajaan tuanku, dan hukum mereka berlainan dengan hukum segala bangsa, dan hukum raja tidak dilakukan mereka, sehingga tidak patut bagi raja membiarkan mereka leluasa.  9 Jikalau baik pada pemandangan raja, hendaklah dikeluarkan surat titah untuk membinasakan mereka; maka hamba akan menimbang perak sepuluh ribu talenta dan menyerahkannya kepada tangan para pejabat yang bersangkutan, supaya mereka memasukkannya ke dalam perbendaharaan raja."  10 Maka raja mencabut cincin meterainya dari jarinya, lalu diserahkannya kepada Haman bin Hamedata, orang Agag, seteru orang Yahudi itu,  11 kemudian titah raja kepada Haman: "Perak itu terserah kepadamu, juga bangsa itu untuk kauperlakukan seperti yang kaupandang baik."  12 ¶ Maka dalam bulan yang pertama pada hari yang ketiga belas dipanggillah para panitera raja, lalu, sesuai dengan segala yang diperintahkan Haman, ditulislah surat kepada wakil-wakil raja, kepada setiap bupati yang menguasai daerah dan kepada setiap pembesar bangsa, yakni kepada tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan kepada tiap-tiap bangsa menurut bahasanya; surat itu ditulis atas nama raja Ahasyweros dan dimeterai dengan cincin meterai raja.  13 Surat-surat itu dikirimkan dengan perantaraan pesuruh-pesuruh cepat ke segala daerah kerajaan, supaya dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan semua orang Yahudi dari pada yang muda sampai kepada yang tua, bahkan anak-anak dan perempuan-perempuan, pada satu hari juga, pada tanggal tiga belas bulan yang kedua belas yakni bulan Adar ,dan supaya dirampas harta milik mereka.  14 Salinan surat itu harus diundangkan di dalam tiap-tiap daerah, lalu diumumkan kepada segala bangsa, supaya mereka bersiap-siap untuk hari itu.  15 Maka dengan tergesa-gesa berangkatlah pesuruh-pesuruh cepat itu, atas titah raja, dan undang-undang itu dikeluarkan di dalam benteng Susan. Sementara itu raja serta Haman duduk minum-minum, tetapi kota Susan menjadi gempar. 

Ringkasan dari: Pdt. Tony M. Hutabarat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar