ANGKATAN 2008

ANGKATAN 2008

Minggu, 15 Juli 2012

Psikologi Pendidikan 1

Pengertian dan Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan 

 Dalam bab ini materi yang dibahas adalah pengertian psikologi pendidikan, sejarah perkembangan psikologi pendidikan dan ruang lingkup psikologi pendidikan . diskripsi singkat bab I ini dibangun dengan judul psikologi pendidikan, yaitu memuat kajian teoritis tentang psikologi pendidikan secara umum, dalam bab ini secara khusus di bahas tentang pengertian psikologi pendidikan secara umum, sejarah, metode dan implikasinya terhadap cabang-cabang ilmu lain, khususnya ilmu Pendidikan Agama Kristen. Definisi psikologi adalah ilmu jiwa, atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan. 

Dalam hal ini psikologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan, dan cara mereka melakukan sesuatu dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut berpikir dan berperasaan. Definisi pendidikan sebagai usaha sengaja, sistematis dan terus menerus untukk penyampaian menimbulkan dan memperoleh pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai, keahlian-keahlian, atau kepekaan-kepakaan, juga setiap akabat dari usaha itu. 

Jadi kesimpulannya psikologi pendidikan adalah sebgai ilmu memberikan sumbangan dalam pemahaman dalam pemahaman tentang perbedaan karakteristik tingkah laku siswa, kondisi siswa dalam kelas, memberi pengetahuan tentang belbagai metode metode dalam pembelajaran, problem yang muncul pada siwa, dalam penyusunan kurikulum dan hasil riset belajar, riset dalm bidang pendidikan. Secara praktis psikologi pendidikan memberikan sumbangan dlam praktik penanaman aturan sekolah atau disiplin pengunaan media atau alat-alat belajar, pembuatan jadwal pelajaran dan penaganan administrasi dalam kelas dan sekolah. 

Judul Buku : Psikologi Pendidikan
Penulis  : Dr. Sentot.

Kamis, 12 Juli 2012

Pendidikan Orang Dewasa



Judul Buku : Pendidikan Orang Dewasa
Penulis : A.G. Lunandi
Penerbit : Gramedia Jakarta, 1987 

Admint: Renal

Pendidikan orang dewasa berarti keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, apapun isi, tingkatan dan metodanya, baik formal maupun tidak formal, yang melanjutkan maupun mengantikan pendidikan semula disekolah, kolese dan universitas serta latihan kerja, yang membuat orang yang dianggap dewasa oleh masyarakat mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam perspektif rangkap perkembangan sosial ekonomi dan budaya yang seimbang dan bebas. Pendidikan orang dewasa meliputi segala bentuk pengalaman belajar yang dibutuhkan oleh orang dewasa, pria maupun wanita, sesuai dengan bidang perhatiannya dan kemampuannya. Akibat atau hasil dari pada belajarnya orang dewasa nampak pada perilakunya. Dr.Abraham Maslow mengemukakan tingkatan kebutuhan manusia yaitu: fisik, keamanan, pengakuan, harga diri dan perwujudan diri. Dari kelima kebutuhan ini haruslah dipenuhi agar bisa merasakan kebutuhan yang lebih tinggi tingkatnya. Bagi pendidikan orang dewasa ada satu hal yang terpenting yang harus diperhatikan “apa yang dipelajari pelajar bukan apa yang diajarkan pengajar” dengan kata lain, hasil akhir yang dinilai adalah apa yang diperoleh orang dewasa dari suatu pertemuan pendidikan bukan apa yang dilakukan pembimbing atau pelatih atau penceramah dalam pertemuan itu. Belajar adalah suatu proses emosional dan intelektual sekaligus. Manusia mempunyai perasaan dan pikiran. Hasil belajar maksimal dicapai apabila orang dapat memperluas perasaan mupun pikiran. Belajar juga adalah proses evolusi, kemampuan orang dewasa untuk mengerti, menerima, mempercayai, menilai, mendukung memerlukan suatu proses yang berkembang secara perlahan. Tidak dapat dipakasakan sekaligus. Perubahan perilaku tidak dapat terjadi dalam seketika, melainkan terjadi perlahan-lahan melalui pencobaaan-pencobaan. Dalam kenyataan orang dewasa belajar bukan dengan cara digurui atau diajar. 

Orang dewasa lebih tepat dikatakan “dibimbing” untuk belajar. Sikap seseorang sebagai pembimbing belajar bagi orang dewasa mempunyai arti dan pengaruh yang besar. Sebab orang dewasa lebih kritis dari pada anak-anak. Banyak metode yang diterapkan orang dalam program pendidikan orang dewasa. Metoda apa pun yang dipilih, hendaknya dipertimbangkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan akhir yakni agar peserta memperoleh suatu pengalaman belajar yang paling bermanfaat. Pemelihan metode hendaknya ditentukan oleh tujuan pendidikan, yang pada garis besarnya dapt dibagi dalam dua jenis yaitu: pertama, proses belajar yang dirancang untuk membantu orang menata pengalaman masa lampau yang dimilkinya dengan cara baru, misalnya melalui konsultasi, latihan kepekaan, dan beberapa jenis latihan manajemen, yang membantu individu untuk dapat lebih memanfaatkan apa yang sudah diketahuinya, tetapi kurang disadarinya. Kedua, proses belajar yang dirancang untuk memberikan pengetahuan baru, ketrampilan baru, yakni mendorong individu meraih lebih jauh dari pada apa yang diketahuinya, apa yang menjadi anggapannya, ketrampilannya hingga kini, misalnya belajar mengunakan komputer. Disekolah-sekolah formal evaluasi be;lajar diadakan melalui ulangan-ulangan, ujian-ujian. Guru memberi angka pada hasil ulangan dan ujian murid, dan guru dapat merasa ia sudah menjalankan tugasnya. Pada pendidikan orang dewasa cara evaluasi demikian tidak dapat dijalankan. Sebab dalam pendidikan orang dewasa dengan pendidikan konvesional adalah bahwa dalm pendidikan orang dewasa belajar ats kehendaknya sendiri yang bebas. 

Orang dewasa dapat dipaksa untuk masuk ruangan belajar, tetapi tidak bisa dipaksakan untuk belajar. Pembimbing dalam pendidikan orang dewasa itu, dan mampu membangkitkan perhatian secukupnya untuk dapat membangkitkan keinginan belajar orang dewasa. Jadi tidaklah cukup untuk menilai belajarnya orang dewasa dengan cara ulangan untuk ujian sebagai ukuran berhasil atau gagalnya program pendidikan itu. Dalam pendidikan orang dewasa metode evaluasinya harus mencerminkan kehendak bebas yang sama seperti proses belajarnya itu sendiri. Dengan kata lain, metode evaluasinya harus datang dari orang yang belajar, bukan dipaksakan dari luar. Secara singkatnya, orang dewasa harus pula belajar menilai sendiri sukses dan kegagalanya. Apa yang harus diketahui orang dewasa adalah apakah proses belajarnya menghasilakan perubahan dalam dirinya. Ia pula yang menilai apakah proses belajar yang dialaminya, karena metode yang dipakai, karena pembimbing yang membantu. Admint: Renal